MAHASISWA PERLU KEMBANGKAN BUDAYA MEMBACA DAN MENULIS

            Salatiga - “Paradigma saat ini, penyelenggara perguruan tinggi jangan  memfungsikan kampus hanya sekedar sebagai tempat kuliah dan praktik, akan tetapi perlu memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri, salah satunya melalui pengembangan budaya membaca dan menulis. Kemampun membaca yang ada pada diri seseorang, merupakan implementasi berpikir untuk mengenal berbagai persoalan dan mencari alternatif solusi. Sedangkan terhadap kemampuan menulis, memiliki tujuan menyampaikan ide, gagasan, hasil karya dalam bentuk tulisan, sehingga orang lain dapat memahami dan menggunakan sesuai dengan peruntukkannya”.

            Pemahaman tersebut diberikan oleh Koordinator Kopertis VI, Prof. Mustafid kepada mahasiswa PTS di Jawa Tengah dalam acara pelatihan Pers Kampus di Hotel Beringin Salatiga. Acara berlangsung selama empat hari,  baru-baru ini.

            “Menulis merupakan budaya berkreasi dan berinovasi, bersifat original dan tidak boleh menjiplak karya orang lain. Bagi mahasiswa yang memiliki potensi menulis, banyak media cetak yang memberikan kesempatan untuk memuat karya Saudara. Tidak hanya sebatas itu saja, akselerasi menulis yang Saudara hasilkan dapat diikutkan dalam lomba karya ilmiah, resensi buku, menyusun artikel dengan mengangkat tema aktual dan faktual”, tegas Prof. Mustafid.

            Dia menambahkan, diberlakukannya edaran Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012, setelah Agustus 2012, ada kebijakan yang menyatakan, untuk lulus program sarjana harus menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah. Untuk program Magister harus menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional, diutamakan yang terakreditasi Dikti,. Sedangkan untuk lulus program Doktor harus telah menghasilkan makalah yang diterbitkan pada jurnal internasional. Setiap makalah wajib diunggah ke website guna mencegah adanya pragiasi, tandasnya. 

Menulis itu Mudah

            Terhadap aktivitas pembuatan tulisan, itu mudah. Pernyataan ini dilontarkan Gunawan Witjaksana, M.Si salah satu narasumber dalam pelatihan Pers Kampus.

            “Pedoman menulis itu sangat sederhana, menulislah seolah kita sedang berbicara atau cerita. Selanjutnya, harus mengetahui terhadap masalah yang akan kita tulis, maupun materi yang sudah disiapkan. Bagi pemula perlu adanya draf dan mengangkat hal-hal yang sifatnya aktual. Saya berpesan, mahasiswa harus menulis. Perlu dipahami, eksistensi pada diri seseorang akan dikenal oleh banyak orang melalui karya tulisan yang dihasilkan,” ungkapnya. 

            Narasumber pelatihan Pers Kampus, yakni Sri Mulyadi (Suara Merdeka), Gunawan Witjaksana, M.Si (dosen Stikom), Ali Imron Al Ma’ruf, M.Hum (dosen UMS), Muhajir, M.Hum (dosen IKIP PGRI Semarang).

           Menurut Ali Imron Al Ma'ruf, M.Hum, potensi peserta pelatihan ini luar biasa, mereka sudah dapat mengaplikasikan materi yang diberikan para narasumber berupa hasil liputan yang ditayangkan secara online. Semoga hal ini dapat berlanjut setelah usai pelatiahan dengan mendirikan pers kampus, baik dalam bentuk media cetak, maupun yang diunggah melalui website. (Wid) sumber http://www.kopertis6.or.id

Kutipan Al-Quran :

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-Imran: 139)"

Berita Lain